Friday, December 18, 2015

Pendataan dan Validasi Realisasi 8533 di SMPN 276 Jakarta dalam penerapan mata kuliah Character Building: Profesional Development bersama Teach For Indonesia.

a.      Nama Kelas     : LA25-LEC
Nama Dosen   : Murty Magda Pane
KodeDosen      : D3371
b.      Hari                 : Kamis
Tanggal            : 10 November 2015
Waktu              : Pukul 9 pagi sampai dengan selesai
Lokasi              : SMPN 276 Jakarta
Jalan Seroja Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan
                    c. PIC di lokasi     : Drs. Sumantri M.M selaku Kepala Sekolah
Foto tim dengan guru dan staff

Halaman Sekolah

Koridor Sekolah

Kunjungan kedua untuk pendataan dan validasi realisasi 8533 di SMPN 276 Jakarta dilaksanakan oleh seluruh tim yang dianggotakan oleh:
·         Janice Agatha
·         Sheryl Traviata
·         Marceline
·         CintyaDibyantiWulandari
·         Kevin William
·         Fadhlir Rahman
·         Kenny Putera

Persiapan

Keesokan harinya setelah melengkapi tugas KJP, tiba saatnya kami datang kembali ke SMP 276 Jakarta yang berlokasi di jagakarsa. Tepatnya hari selasa tanggal 10 November 2015, kelompok kami mendatangi kembali SMP tersebut. Kegiatan kali ini kami maksudkan untuk meminta data serta informasi yang kami butuh kan tentang 8355.
Sebelum berangkat , kami memeriksa terlebih dahulu apakah lembar data sudah kita print dengan lengkap setelah itu grup kami langsung bergegas menuju ke jagakarsa agar tidak kesiangan. Dengan menempuh perjalanan sekitar 1,5jam dari binus alam sutera akhirnya kita sampai juga di jagakarsa.
Sekolah terlihat tertib dan hening karena proses belajar mengajar sedang berjalan pada hari tersebut. Sesampainya disana, kami langsung mengisi buku tamu disana dan langsung berkumpul di ruang tata usaha sambil menunggu guru  mengambil berkas yang dibutuhkan. Tak perlu waktu berjam-jam kami  telah dapat mengumpulkan semua infromasi serta data yang dibuthkan serta meminta tanda tangan dari sekolah tersebut. Hari ini merupakan hari terakhir kami mengunjungi SMP ini karena semua data yang kita butuhkan untuk melaksanakan tugas telah lengkap.
Di lain hal, kita sebagai mahasiswa harus dapat menjalankan profesi kita dengan professional serta mempertanggung-jawabkannya. Karena kita sudah ditugaskan teach for Indonesia untuk melaksanakan program ini, menurut kita kelompok kami sudah melakukannya dengan sebaik mungkin sehingga hasil dari kunjungan kami dapat dipertanggungjawabkan lewat hasil atau informasi yang telah kami dapatkan saat kunjungan tersebut.
Etika pun sangat berperan penting saat kami pertama kali mengunjungi sekolah tersebut, kita harus dengan sopan berbicara dan meminta izin untuk melaksanakan survey di tempat tersebut. Coba misalkan kita beretika tidak baik di hadapan guru-guru disana ,mungkin saja mereka menolak kedatangan kami yang berakibat kedatangan kita hanya sia-sia. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa apa yang kita pelajari selama ini dari character building sangatlah berguna dalam bersosialisasi dan melaksanakan kegiatan di lingkungan kita.

Penerapan Teori Character Building

Melalui mata kuliah character building, banyak pengetahuan positif yang bisa dipetik dan direnungkan bagaimana sehari-hari kita berlaku kepada orang lain dan bagaimana seharusnya kita sebagai manusia sosial harus berlaku agar tetap menempel pada etika – etika yang sudah terbentuk , baik dalam lingkungan kecil maupun sampai lingkungan yang lebih luas. Beberapa teori yang diajarkan melalui mata kuliah character building bisa menuntun kita kembali untuk memikirkan etika dalam bertindak.  Beberapa teori yang telah diajarkan di kelas diantaranya adalah teori dalam beretika, isi dari teori beretika ada utilitarianism yang mengenai suatu perbuatan itu baik jika bisa menyenangkan orang banyak dimana teori ini mengajarkan kita senantiasa untuk berbuat baik sehingga ada dampak positif yaitu menaruh senyuman kepada orang di sekeliling kita . Sedikiti berbeda dari utilitarianism, duty based ethics berbicara mengenai kewajiban yang kita jalankan atau secara sadar kita anggap itu sebuah kewajiban lalu kita lakukan berarti kita sudah duty based ethics dengan benar. Ada kewajiban maka ada juga hak, dimana menunjukan bahwa kita semua punya hak yang sama walaupun tingka strata berbeda-beda. Tiga bahasan diatas merupakan yang lebih mudah untuk diingat dan dilakukan dan bisa kita lakukan sehari-harinya. Topik bahasan yang dibahas oleh mata kuliah character building semester ini akan lebih mengarah kepada etika dan berhubungan dengan lingkup kerja . Maka dari itu teori yang bisa direlasikan dengan tugas yang mengharuskan kami untuk berkunjung ke sekolah – sekolah negeri ialah yang diatas yang sudah dibahas singkat diatas. Walaupun mayoritas yang ada di sekolah negeri itu kurang mampu tapi sebetulnya mereka mempunyai hak yang sama contohnya mereka mempunyai hak untuk hidup, menempuh pendidikan , dan mendapat pekerjaan nantinya.

Hal positif :

            Hal positif yang dapat kami ambil dari aktifitas ini adalah kami dapat menjadi lebih mengetahui tentang program – program pendidikan di Indonesia dan juga kami menjadi lebih peduli terhadap perkembangan pendidikan Indonesia.

Hal yang kurang baik :

            Hal yang masih perlu diperbaiki menurut kami adalah data yang disajikan oleh dinas masih kurang up-to-date. Sebaiknya, data yang ada pada dinas selalu diperbaharui sehingga data dari dinas menjadi akurat dan lebih mudah untuk memproses data nya lebih lanjut.

Kesimpulan

Program pendataan siswa pada sekolah-sekolah yang memiliki banyak siswa pada umumnya selalu bermasalah, karena pada umumnya setiap sekolah tidak mempunyai data digital setiap siswa secara lengkap, ini merupakan polemik umum dan biasa terjadi di setiap sekolah, sehingga ketika datang pengawas atau pihak dinas meminta data pihak sekolah kerepotan untuk menjelaskan tentang keadaan data siswa tersebut. seperti jika ditanya berapa jumlah siswa sekolah ini, berapa jumlah laki-laki/perempuan. Itu belum termasuk jika ditanya siswa per individu bisakah kita melihat data siswa tersebut selama bersekolah di sekolah tersebut mulai dari data masuk sampai data nilai raportnya.

Pada umumnya sekolah membuat data yang tidak update. karena memang sekolah tidak mempunyai program khusus untuk pendataan siswa, sekalipun ada terpisah filenya antara jumlah siswa dan data siswa, sehingga jika membuat laporan membutuhkan waktu lama karena tidak terkoordinasinya antara bagian kesiswaan dan bagian akademik sehingga untuk pendaataan menyulitkan sekolah itu sendiri.

Dengan mengunjungi SMPN 276 Jakarta dan berbincang dengan kepala sekolah serta badan kesiswaan, kami jadi lebih mengerti aktivitas tersebut dan juga kami mendapat pengetahuan tentang 8355.

Pendataan dan Validasi Realisasi Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMPN 276 Jakarta dalam penerapan mata kuliah Character Building: Profesional Development bersama Teach For Indonesia.

a.       Nama Kelas        : LA25-LEC
Nama Dosen      : Murty Magda Pane
KodeDosen        : D3371
b.      Hari                        : Rabu
Tanggal                 : 9 November 2015
Waktu                   : Pukul 9 pagi sampai dengan selesai
Lokasi                    : SMPN 276 Jakarta
Jalan Seroja Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan

c.       PIC di lokasi        : Drs. Sumantri M.M selaku Kepala Sekolah

 Foto tim bersama guru dan staff

Halaman Sekolah

KunjunganpertamauntukpendataandanvalidasirealisasiKartu Jakarta Pintar (KJP) di SMPN 276 Jakartadilaksanakanolehseluruhtim yang dianggotakanoleh:
·         Janice Agatha
·         Sheryl Traviata
·         Marceline
·         CintyaDibyantiWulandari
·         Kevin William
·         Fadhlir Rahman
·         Kenny Putera

Persiapan

Kali ini, kami  akan menceritakan bagaimana   proses yang kita siapkan dalam melaksanakan tugas kjp yang kedua   di sekolah smp karena sebelumnya di SDN. Pada tanggal 9 November 2015 hari Senin, kelompok kami siap melaksanakan tugas kjp kesekolah smp di daerah Jagakarsa. Sebelumnya kita sudah planning untuk pada hari tersebut namun tanpa memberitahu sekolah tersebut. Dengan mengandalkan aplikasi waze di gadget kami, akhirnya sekitar pukul 9 kami tiba di  SMP 276 Jakarta. Karena kelompok kami semuanya memakai jaket almamater lalu salahsatu guru yang sedang berada di lahan parker meyambut kami “kalian dari Binusmaya”, karena ia bilang beberapa hari sebelumnya sudah ada anak Binus yang datang namun mereka berbeda tugas dengan kami.
Pertama memasuki sekolahannya kami disuruh oleh salah satu guru disana untuk berkumpul dan menunggu sebentar di ruang kepala sekolah, tak lama kemudian pak kepala sekolah pun datang beserta guru menyuruh kami untuk mengisi buku tamu disana terlebih dahulu. Setelah itu, kami pindah tempat untuk berkumpul dan berwawancara dengan ibu tatausaha disana. Guru olahraga disana memberitahu kami bahwa sepertinya lebih efektif jika ia memberitahu lewat speaker kepada siswa-siswi yang telah mendapat kjp harap mengumpul di ruang laboratorium pada jam istrahat. Sambil menungu jam istirahat mereka tiba, kami menanyakan angket pertanyaan yang telah diberikan TFI.
Saat bel istirahat berbunyi, para siswa-siswi mulai memasuki ruangan tempat kita akan membagikan angket pertanyaan itu. Tim kami beranggotakan7orang ,lalu beberapa dari kami membagikan lembar pertanyaan dan mengawasi agar mereka mengisi semua pertanyaan yang ada dan yang sisanya serta guru disana mengambil foto sebagai bukti dari kegiatan kami. Kami sangat senang atas keramahan guru disana dan mereka sangat welcome dengan kedatangan kami.
Di lain hal, kita sebagai mahasiswa harus dapat menjalankan profesi kita dengan professional serta mempertanggung-jawabkannya. Karena kita sudah ditugaskan teach for Indonesia untuk melaksanakan program ini, menurut kita kelompok kami sudah melakukannya dengan sebaik mungkin sehingga hasil dari kunjungan kami dapat dipertanggungjawabkan lewat hasil atau informasi yang telah kami dapatkan saat kunjungan tersebut.
Etika pun sangat berperan penting saat kami pertama kali mengunjungi sekolah tersebut, kita harus dengan sopan berbicara dan meminta izin untuk melaksanakn survey di tempat tersebut. Coba misalkan kita beretika tidak baik di hadapan guru-guru disana ,mungkin saja mereka menolak kedatangan kami yang berakibat kedatangan kita hanya sia-sia. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa apa yang kita pelajari selama ini dari character building sangatlah berguna dalam bersosialisasi dan melaksanakan kegiatan di lingkungan kita.

PenerapanTeori Character Building

Melalui mata kuliah character building, banyak pengetahuan positif yang bisa dipetik dan direnungkan bagaimana sehari-hari kita berlaku kepada orang lain dan bagaimana seharusnya kita sebagai manusia sosial harus berlaku agar tetap menempel pada etika – etika yang sudah terbentuk , baik dalam lingkungan kecil maupun sampai lingkungan yang lebih luas. Beberapa teori yang diajarkan melalui mata kuliah character building bisa menuntun kita kembali untuk memikirkan etika dalam bertindak.  Beberapa teori yang telah diajarkan di kelas diantaranya adalah teori dalam beretika, isi dari teori beretika ada utilitarianism yang mengenai suatu perbuatan itu baik jika bisa menyenangkan orang banyak dimana teori ini mengajarkan kita senantiasa untuk berbuat baik sehingga ada dampak positif yaitu menaruh senyuman kepada orang di sekeliling kita . Sedikiti berbeda dari utilitarianism, duty based ethics berbicara mengenai kewajiban yang kita jalankan atau secara sadar kita anggap itu sebuah kewajiban lalu kita lakukan berarti kita sudah duty based ethics dengan benar. Ada kewajiban maka ada juga hak, dimana menunjukan bahwa kita semua punya hak yang sama walaupun tingka strata berbeda-beda. Tiga bahasan diatas merupakan yang lebih mudah untuk diingat dan dilakukan dan bisa kita lakukan sehari-harinya. Topik bahasan yang dibahas oleh mata kuliah character building semester ini akan lebih mengarah kepada etika dan berhubungan dengan lingkup kerja . Maka dari itu teori yang bisa direlasikan dengan tugas yang mengharuskan kami untuk berkunjung ke sekolah – sekolah negeri ialah yang diatas yang sudah dibahas singkat diatas. Walaupun mayoritas yang ada di sekolah negeri itu kurang mampu tapi sebetulnya mereka mempunyai hak yang sama contohnya mereka mempunyai hak untuk hidup, menempuh pendidikan , dan mendapat pekerjaan nantinya. Salah satu hal yang kami lakukan dalam kunjungan ke sekolah – sekolah negeri merupakan untuk validasi mengenai Kartu Jakarta Pintar dalam hal ini fungsi dari KJP yaitu dibagikan untuk pelajar kurang mampu supaya mereka tetpa bisa lanjut sekolah walaupun mereka terkendala biaya maka dari itu pemerintah membantu mereka untuk mendapatkan hak mereka yaitu bersekolah . Selain untuk biaya sekolahnya gratis , mereka juga dapat menggunakan kartu itu untuk membeli peralatan sekolah untuk menunjang pendidikan mereka dan mereka akui KJP sangatlah membantu mereka dan sangat bersyukur.

Proses Validasi

                Proses validasi KJP diawali dengan pembuatan surat permohonan KJP dari pihak orang tua ke pihak sekolah. Setelah itu, sekolah akan melakukan survey untuk melihat keadaan rumah dan kepemilikan aset dari murid yang mengajukan KJP. Pihak sekolah memberi tugas kepada guru untuk turun ke lapangan. Guru akan melihat dan mendata tingkat ekonomi dari murid tersebut dengan mengisi form yang sudah disediakan dari pemerintah. Setelah itu, guru akan memberikan hasil survey nya kepada bagian administrasi sekolah untuk selanjutnya diberikan kepada pihak pemerintah.

Hal Positif

                Dengan turunnya guru ke lapangan, hal ini menjadikan KJP lebih efektif dan efisien. Guru yang turun ke lapangan dapat menanyakan tetangga sekitar rumah murid dan mengetahui dengan baik apakah anak tersebut benar – benar tidak mampu atau sebenarnya mereka mampu namun ingin mendapat keuntungan dari sistem KJP ini. KJP juga semakin efisien karena walaupun murid tersebut menyembunyikan aset miliknya, dengan kesaksian dari para tetangga sekitarnya dapat memberikan hasil penilaian yang lebih objektif.

Hal yang Kurang Baik

                Namun, metode ini menjadikan guru memiliki tugas lebih diluar tugas pokoknya yaitu mengajar. Selain itu, tugas ini juga harus dilakukan oleh guru dengan sukarela (tidak ada bantuan dana untuk survey tersebut dari pemerintah). Menurut kami, walaupun guru seharusnya dengan senang hati membantu murid – muridnya, setidaknya pemerintah menyediakan dana untuk “uang lelah” bagi guru yang rela berkorban waktu dan tenaga untuk melakukan survey tersebut. Karena, untuk melakukan survey, guru harus menggunakan transportasi berupa motor ataupun angkutan umum untuk mencapai daerah yang harus di survey. Selain itu, guru juga memiliki tugas utama yaitu mengajar dan memeriksa tugas serta hasil ujian para murid. Kegiatan survey dapat mengganggu tugas utama guru tersebut, jadi sebaiknya ada reward yang diberikan kepada guru yang rela membantu sistem KJP.

Kesimpulan

Kartu Jakarta Pintaratau yang biasa disebut KJP ialah program pemerintah provinsi DKI Jakarta yang bertujuan untuk membantu siswa siswi yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan, mengingat wajib belajar ialah 12 tahun. Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan terhadap siswa siswi yang mendapat KJP serta dengan kepala sekolah SMPN 276 Jakarta Selatan, program KJP tersebut sangat membantu dan mendapatkan dukungan dari orang-orang tersebut terutama siswa siswi yang mendapat KJP.
Berdasarkan hasil wawancara kami terhadap 30 siswa siswi SMPN 276 Jakarta Selatan, kebanyakan dari mereka tidak memiliki aset seperti mobil, motor tidak lebih dari satu, bahkan uang jajan dibawah Rp10.000,- dan sebagian besar dari mereka tinggal mengontrak, tidak memiliki rumahsendiri. Sehingga dapat kami simpulkan, program KJP tersebut tepat sasaran.
Namun berdasarkan wawancara kami dengan kepala sekolah SMPN 216 Jakarta Selatan, terdapat kesulitan bagi pihak sekolah terutama untuk kepala sekolah serta guru-guru di sekolah tersebut. Awalnya dalam program KJP ini, untuk seleksi siswa siswi yang tidak mampu dilakukan oleh ketua RT/RW dengan memberikan surat keterangan tidak mampu kepada pihak terkait, dimana sistem tersebut akan lebih valid daripada sistem yang baru. Dalam sistem baru, yang menentukan kelayakan siswa siswi untuk mendapat KJP adalah walikelas dari siswa siswi tersebut, sehingga terdapat beban tersendiri untuk guru-guru tersebut. Salah satu kesulitan yang dialami guru-guru tersebut ialah tipisnya jarak antara orang menengah dan mampu, sehingga sulit untuk menentukan. Selain itu guru-guru tersebut tidak mendapatkan dana kompensasi dari pemerintah untuk melakukan survey tersebut.
Namun terlepas dari hal itu, siswa siswi maupun kepala sekolah serta guru-guru mendukung penuh program KJP tersebut,  karena diyakini sangat membantu untuk siswa siswi yang  tidak mampu dalam melanjutkan pendidikannya.  Dan mereka berharap untuk kedepannya  KJP  ini akan semakin berkembang dan memiliki sistem yang lebih baik,  bahkan mereka juga berharap KJP nantinya dapat diterapkan di kota-kota lain.



Pendataan dan Validasi Realisasi 8355 di SDN Cengkareng Timur 21 Pagi Dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building: Profesional Development bersama Teach For Indonesia

a.       Nama Kelas        : LA25-LEC
Nama Dosen      : Murty Magda Pane
KodeDosen        : D3371
b.      Hari                        : Selasa
Tanggal                 : 13 Oktober 2015
Waktu                   : Pukul 9 pagisampaidenganselesai
Lokasi                    : SDN CengkarengTimur 21 Pagi
Jalan Outer Ring Road KayuBesarCengkarengTimur, Cengkareng
                      c. PIC di lokasi        : Pak Nana selaku Tata Usaha

Halaman Sekolah

Gerbang Sekolah

Persiapan


Pada hari selasa tanggal 13 oktober 2015, kelompok kami melakukan kunjungan kedua kalinya ke smp yang berlokasi di jagakarsa untuk melakukan pengecekan 8355. Karena sebelumnya kita sudah pernah berkunjung kesini, kedatangan kami ini sudah disambut dan dikenal oleh pihak  sekolah tersebut. Sesampainya disana kita langsung ke ruang tatausaha, pak nana yang membantu kita dalam melakukan kegiatan 8355 ini. Ia menyiapkan data yang kita butuhkan setelah itu kelompok kita mencocokan data untuk dimasukan kedata kami. Kunjungan kali ini bisa dibilang tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama karena semua data sudah tersedia dengan lengkap.

Penerapan Teori Character Building

Melalui mata kuliah character building, banyak pengetahuan positif yang bisa dipetik dan direnungkan bagaimana sehari-hari kita berlaku kepada orang lain dan bagaimana seharusnya kita sebagai manusia sosial harus berlaku agar tetap menempel pada etika – etika yang sudah terbentuk , baik dalam lingkungan kecil maupun sampai lingkungan yang lebih luas. Beberapa teori yang diajarkan melalui mata kuliah character building bisa menuntun kita kembali untuk memikirkan etika dalam bertindak.  Beberapa teori yang telah diajarkan di kelas diantaranya adalah teori dalam beretika, isi dari teori beretika ada utilitarianism yang mengenai suatu perbuatan itu baik jika bisa menyenangkan orang banyak dimana teori ini mengajarkan kita senantiasa untuk berbuat baik sehingga ada dampak positif yaitu menaruh senyuman kepada orang di sekeliling kita . Sedikiti berbeda dari utilitarianism, duty based ethics berbicara mengenai kewajiban yang kita jalankan atau secara sadar kita anggap itu sebuah kewajiban lalu kita lakukan berarti kita sudah duty based ethics dengan benar. Ada kewajiban maka ada juga hak, dimana menunjukan bahwa kita semua punya hak yang sama walaupun tingka strata berbeda-beda. Tiga bahasan diatas merupakan yang lebih mudah untuk diingat dan dilakukan dan bisa kita lakukan sehari-harinya. Topik bahasan yang dibahas oleh mata kuliah character building semester ini akan lebih mengarah kepada etika dan berhubungan dengan lingkup kerja . Maka dari itu teori yang bisa direlasikan dengan tugas yang mengharuskan kami untuk berkunjung ke sekolah – sekolah negeri ialah yang diatas yang sudah dibahas singkat diatas. Walaupun mayoritas yang ada di sekolah negeri itu kurang mampu tapi sebetulnya mereka mempunyai hak yang sama contohnya mereka mempunyai hak untuk hidup, menempuh pendidikan , dan mendapat pekerjaan nantinya. Salah satu hal yang kami lakukan dalam kunjungan ke sekolah – sekolah negeri merupakan untuk validasi mengenai Kartu Jakarta Pintar dalam hal ini fungsi dari KJP yaitu dibagikan untuk pelajar kurang mampu supaya mereka tetpa bisa lanjut sekolah walaupun mereka terkendala biaya maka dari itu pemerintah membantu mereka untuk mendapatkan hak mereka yaitu bersekolah . Selain untuk biaya sekolahnya gratis , mereka juga dapat menggunakan kartu itu untuk membeli peralatan sekolah untuk menunjang pendidikan mereka dan mereka akui KJP sangatlah membantu mereka dan sangat bersyukur.

Proses pengecekan 8355 :

                Proses pengecekan 8355 diawali dengan pihak sekolah yang sudah menyiapkan data yang telah sebelumnya kami minta. Lalu, kami mencocokkan data pihak sekolah dengan data yang diberikan oleh TFI. Dan setelah pengecekan dilakukan, tidak ada perbedaan antara kedua data sehingga memperlancar proses pengecekan.

Hal positif :

           Pihak sekolah sudah menyiapkan data 8355 sehingga memperlancar proses pemeriksaan dan membuat proses pengecekan menjadi cepat.

Hal yang kurang baik :

          Sekiranya untuk pengecekan 8355, tidak ada hal yang kurang baik karena pengecekan berjalan dengan sangat lancar dan tidak ada perbedaan data antara pihak sekolah dengan data yang kami dapat dari TFI.

Kesimpulan:


Aktivitas pengecekan 8355 berjalan dengan lancar walaupun sedang ada acara pemeriksaan gratis oleh puskemas keliling dana dan kunjungan walikota. Pihak sekolah dapat dikatakan menyambut dan bersikap ramah menerima kami di sekolahannya. Dan juga anggota kelompok kami bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada masing-masing orang. Proses pengecekan 8355 berjalan lancar dan efektif.








Pendataandan Validasi Realisasi KJP di SDN CengkarengTimur 21 Pagi Dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building: Professional Development bersama Teach For Indonesia

a.       Nama Kelas        : LA25-LEC
Nama Dosen      : Murty Magda Pane
KodeDosen        : D3371
b.      Hari                     : Senin
Tanggal               : 12 Oktober 2015
Waktu                  : Pukul 9 pagisampaidenganselesai
Lokasi                  : SDN CengkarengTimur 21 Pagi
       Jalan Outer Ring Road KayuBesarCengkarengTimur, Cengkareng
c.       PIC di lokasi        : Pak Nana selaku Tata Usaha

Foto tim bersama kepala sekolah

Kunjungan pertama untuk pendataan dan validasi realisasi KJP di SDN CengkarengTimur 21 Pagi dilaksanakan oleh seluruh tim yang dianggotakan oleh:
·         Janice Agatha
·         Sheryl Traviata
·         Marceline
·         CintyaDibyantiWulandari
·         Kevin William
·         Fadhlir Rahman
·         Kenny Putera

Persiapan

Untuk melaksanakan kegiatan ini, kelompok kami telah mendiskusikannya terlebih dahulu kurang lebih 5 hari sebelumnya untuk mendatangi SDN CengkarengTimur 21 PG. Persiapan untuk melakukan tugas kali ini cukup berjalan lancar karena kami sudah memiliki data yang lengkap karena kami sudah mencetak formulir yang dibutuhkan. Kelompok kami berjumlah 7 orang sehingga kami membagi tugas kepada masing-masing agar 5 orang bertugas untuk mensurvey data pada anak-anak sekolah dan 2 orang lainnya mensurvey dan mencari data kebagian kepala sekolah serta tata usahanya. Pada tanggal 12 October 2015 tepatnya hari senin pagi sekitar pukul setengah tujuh sampa itujuh kami mencoba menghubungi sekolah tersebut ,namun setelah menelepon beberapa kali ternyata hasilnya nihil. Dengan niat dan tekat yang optimis kelompok kami langsung mendatangi sekolah SDN tersebut tanpa membuat janji terlebih dahulu.
Sesampainya disana , kami merasa lega karena sekolah SDN ini ternyata tidak libur, di lain hal sebelumnya kelompok kami sempat takut bahwa beberapa sekolah swasta libur sekolah untuk beberapa hari tersebut. Ternyata sekolah ini pada hari kedatangan kami sedang ada acara kedatangan pak walikota serta acara cek kesehatan gratis. Dikarenakan memang sedang ada acara berlangsung , kami meminta izin terlebih dahulu kepada walikelas yang berada disana agar memberitahu kepada kepala sekolahnya bahwa kami akan melakukan survey tentang KJP kepada siswa-siswa disana. Tak disangka dengan ramah tamahnya wali kelas disana memberi kita kelasnya untuk menjadi tempat kita berkumpul untuk melakukan wawancara dengan siswanya.
Anak-anak dari kelas 1 hingga 6 SD pun tampak sedang mengecek kesehatan mereka , mengikuti lomba yang berlangsung sehingga dapat disimpulkan kelompok kami harus mencari satu per satu nama anak yang akan kami data. Dengan bantuan anak-anak disana kami merasa cukup terbantu untuk mengumpulkan mereka yang sedang menjalani acara.
Dalam menjalankan tugas ini sebagaimana yang telah dipelajari dalam mata kuliah CB professional development sebagai mahasiswa/wi kita harus memiliki moral dan etika yang baik yang dapat kita terapkan saat mengunjungi sekolahan. Dengan etika yang baik orang-orang yang akan berhubungan kita pastinya akan lebih bersikap baik dan kita akan mudah untuk mencari data yang dibutuhkan.
Dan tanggungjawab yang diberikan oleh teach for Indonesia untuk kami harus dapat kita laksanakan dengan baik karena secara tidak langsung apa yang kelompok kami laksanakan membantu tugas dinas pendidikan untuk memverfikasi data di setiap sekolah di Jakarta .
Kita pun dapat mengetahui apakah para siswa telah mendapatkan haknya dalam program kartu Jakarta pintar tersebut atau tidak. Karena sebagai warga DKI Jakarta karena sebagaimana kita sebagai manusia memilki hak yang harus didapatkan agar kehidupannya semakin baik. Dalam melaksanakan tugas ini kami memberitahu para siswa hak apa saja serta fasilitas apa saja serta informasi lainnya yang dapat mereka dapatkan sebagaimana seharusnya sebagai pemilik Kartu Jakarta Pintar .

Penerapan Teori Character Building

Melalui mata kuliah character building, banyak pengetahuan positif yang bisa dipetik dan direnungkan bagaimana sehari-hari kita berlaku kepada orang lain dan bagaimana seharusnya kita sebagai manusia sosial harus berlaku agar tetap menempel pada etika – etika yang sudah terbentuk , baik dalam lingkungan kecil maupun sampai lingkungan yang lebih luas. Beberapa teori yang diajarkan melalui mata kuliah character building bisa menuntun kita kembali untuk memikirkan etika dalam bertindak.  Beberapa teori yang telah diajarkan di kelas diantaranya adalah teori dalam beretika, isi dari teori beretika ada utilitarianism yang mengenai suatu perbuatan itu baik jika bisa menyenangkan orang banyak dimana teori ini mengajarkan kita senantiasa untuk berbuat baik sehingga ada dampak positif yaitu menaruh senyuman kepada orang di sekeliling kita . Sedikiti berbeda dari utilitarianism, duty based ethics berbicara mengenai kewajiban yang kita jalankan atau secara sadar kita anggap itu sebuah kewajiban lalu kita lakukan berarti kita sudah duty based ethics dengan benar. Ada kewajiban maka ada juga hak, dimana menunjukan bahwa kita semua punya hak yang sama walaupun tingka strata berbeda-beda. Tiga bahasan diatas merupakan yang lebih mudah untuk diingat dan dilakukan dan bisa kita lakukan sehari-harinya. Topik bahasan yang dibahas oleh mata kuliah character building semester ini akan lebih mengarah kepada etika dan berhubungan dengan lingkup kerja . Maka dari itu teori yang bisa direlasikan dengan tugas yang mengharuskan kami untuk berkunjung ke sekolah – sekolah negeri ialah yang diatas yang sudah dibahas singkat diatas. Walaupun mayoritas yang ada di sekolah negeri itu kurang mampu tapi sebetulnya mereka mempunyai hak yang sama contohnya mereka mempunyai hak untuk hidup, menempuh pendidikan , dan mendapat pekerjaan nantinya. Salah satu hal yang kami lakukan dalam kunjungan ke sekolah – sekolah negeri merupakan untuk validasi mengenai Kartu Jakarta Pintar dalam hal ini fungsi dari KJP yaitu dibagikan untuk pelajar kurang mampu supaya mereka tetpa bisa lanjut sekolah walaupun mereka terkendala biaya maka dari itu pemerintah membantu mereka untuk mendapatkan hak mereka yaitu bersekolah . Selain untuk biaya sekolahnya gratis , mereka juga dapat menggunakan kartu itu untuk membeli peralatan sekolah untuk menunjang pendidikan mereka dan mereka akui KJP sangatlah membantu mereka dan sangat bersyukur.

Proses validasi :

                Proses validasi KJP diawali dengan pembuatan surat permohonan KJP dari pihak orang tua ke pihak sekolah. Setelah itu, sekolah akan melakukan survey untuk melihat keadaan rumah dan kepemilikan aset dari murid yang mengajukan KJP. Pihak sekolah memberi tugas kepada guru untuk turun ke lapangan. Guru akan melihat dan mendata tingkat ekonomi dari murid tersebut dengan mengisi form yang sudah disediakan dari pemerintah. Setelah itu, guru akan memberikan hasil survey nya kepada bagian administrasi sekolah untuk selanjutnya diberikan kepada pihak pemerintah.

Hal positif :

          Dengan turunnya guru ke lapangan, hal ini menjadikan KJP lebih tepat sasaran karena melihat langsung keadaan rumah dan juga aset yang dimiliki oleh keluarga dari murid yang mengajukan KJP. Sehingga, anggaran negara untuk KJP ini tidak terbuang sia – sia untuk membiaya orang yang sebenarnya mampu untuk membayar.

Hal yang kurang baik :

          Namun, metode ini menjadikan guru memiliki tugas lebih diluar tugas pokoknya yaitu mengajar. Selain itu, tugas ini juga harus dilakukan oleh guru dengan sukarela (tidak ada bantuan dana untuk survey tersebut dari pemerintah). Menurut kami, walaupun guru seharusnya dengan senang hati membantu murid – muridnya, setidaknya pemerintah menyediakan dana untuk “uang lelah” bagi guru yang rela berkorban waktu dan tenaga untuk melakukan survey tersebut. Karena, untuk melakukan survey, guru harus menggunakan transportasi berupa motor ataupun angkutan umum untuk mencapai daerah yang harus di survey. Terlebih dengan jarak yang tidak bisa ditentukan (Sekolah terletak di daerah jakarta barat, sedangkan murid ada yang tinggalnya berada Tangerang kota).

Kesimpulan

Aktivitas validasi berjalan dengan lancar walaupun sedang ada acara pemeriksaan gratis oleh puskemas keliling dan adanya kunjungan walikota. Murid-murid sekolah tanggap dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan kami seputar KJP, begitu juga denganpihak sekolah yang dapat dikatakan menyambut dan bersikap ramah menerima kami di sekolahannya. Dan juga anggota kelompok kami bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada masing-masing orang. Proses validasi berjalan lancar dan efektif.