Friday, December 18, 2015

Pendataan dan Validasi Realisasi Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMPN 276 Jakarta dalam penerapan mata kuliah Character Building: Profesional Development bersama Teach For Indonesia.

a.       Nama Kelas        : LA25-LEC
Nama Dosen      : Murty Magda Pane
KodeDosen        : D3371
b.      Hari                        : Rabu
Tanggal                 : 9 November 2015
Waktu                   : Pukul 9 pagi sampai dengan selesai
Lokasi                    : SMPN 276 Jakarta
Jalan Seroja Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan

c.       PIC di lokasi        : Drs. Sumantri M.M selaku Kepala Sekolah

 Foto tim bersama guru dan staff

Halaman Sekolah

KunjunganpertamauntukpendataandanvalidasirealisasiKartu Jakarta Pintar (KJP) di SMPN 276 Jakartadilaksanakanolehseluruhtim yang dianggotakanoleh:
·         Janice Agatha
·         Sheryl Traviata
·         Marceline
·         CintyaDibyantiWulandari
·         Kevin William
·         Fadhlir Rahman
·         Kenny Putera

Persiapan

Kali ini, kami  akan menceritakan bagaimana   proses yang kita siapkan dalam melaksanakan tugas kjp yang kedua   di sekolah smp karena sebelumnya di SDN. Pada tanggal 9 November 2015 hari Senin, kelompok kami siap melaksanakan tugas kjp kesekolah smp di daerah Jagakarsa. Sebelumnya kita sudah planning untuk pada hari tersebut namun tanpa memberitahu sekolah tersebut. Dengan mengandalkan aplikasi waze di gadget kami, akhirnya sekitar pukul 9 kami tiba di  SMP 276 Jakarta. Karena kelompok kami semuanya memakai jaket almamater lalu salahsatu guru yang sedang berada di lahan parker meyambut kami “kalian dari Binusmaya”, karena ia bilang beberapa hari sebelumnya sudah ada anak Binus yang datang namun mereka berbeda tugas dengan kami.
Pertama memasuki sekolahannya kami disuruh oleh salah satu guru disana untuk berkumpul dan menunggu sebentar di ruang kepala sekolah, tak lama kemudian pak kepala sekolah pun datang beserta guru menyuruh kami untuk mengisi buku tamu disana terlebih dahulu. Setelah itu, kami pindah tempat untuk berkumpul dan berwawancara dengan ibu tatausaha disana. Guru olahraga disana memberitahu kami bahwa sepertinya lebih efektif jika ia memberitahu lewat speaker kepada siswa-siswi yang telah mendapat kjp harap mengumpul di ruang laboratorium pada jam istrahat. Sambil menungu jam istirahat mereka tiba, kami menanyakan angket pertanyaan yang telah diberikan TFI.
Saat bel istirahat berbunyi, para siswa-siswi mulai memasuki ruangan tempat kita akan membagikan angket pertanyaan itu. Tim kami beranggotakan7orang ,lalu beberapa dari kami membagikan lembar pertanyaan dan mengawasi agar mereka mengisi semua pertanyaan yang ada dan yang sisanya serta guru disana mengambil foto sebagai bukti dari kegiatan kami. Kami sangat senang atas keramahan guru disana dan mereka sangat welcome dengan kedatangan kami.
Di lain hal, kita sebagai mahasiswa harus dapat menjalankan profesi kita dengan professional serta mempertanggung-jawabkannya. Karena kita sudah ditugaskan teach for Indonesia untuk melaksanakan program ini, menurut kita kelompok kami sudah melakukannya dengan sebaik mungkin sehingga hasil dari kunjungan kami dapat dipertanggungjawabkan lewat hasil atau informasi yang telah kami dapatkan saat kunjungan tersebut.
Etika pun sangat berperan penting saat kami pertama kali mengunjungi sekolah tersebut, kita harus dengan sopan berbicara dan meminta izin untuk melaksanakn survey di tempat tersebut. Coba misalkan kita beretika tidak baik di hadapan guru-guru disana ,mungkin saja mereka menolak kedatangan kami yang berakibat kedatangan kita hanya sia-sia. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa apa yang kita pelajari selama ini dari character building sangatlah berguna dalam bersosialisasi dan melaksanakan kegiatan di lingkungan kita.

PenerapanTeori Character Building

Melalui mata kuliah character building, banyak pengetahuan positif yang bisa dipetik dan direnungkan bagaimana sehari-hari kita berlaku kepada orang lain dan bagaimana seharusnya kita sebagai manusia sosial harus berlaku agar tetap menempel pada etika – etika yang sudah terbentuk , baik dalam lingkungan kecil maupun sampai lingkungan yang lebih luas. Beberapa teori yang diajarkan melalui mata kuliah character building bisa menuntun kita kembali untuk memikirkan etika dalam bertindak.  Beberapa teori yang telah diajarkan di kelas diantaranya adalah teori dalam beretika, isi dari teori beretika ada utilitarianism yang mengenai suatu perbuatan itu baik jika bisa menyenangkan orang banyak dimana teori ini mengajarkan kita senantiasa untuk berbuat baik sehingga ada dampak positif yaitu menaruh senyuman kepada orang di sekeliling kita . Sedikiti berbeda dari utilitarianism, duty based ethics berbicara mengenai kewajiban yang kita jalankan atau secara sadar kita anggap itu sebuah kewajiban lalu kita lakukan berarti kita sudah duty based ethics dengan benar. Ada kewajiban maka ada juga hak, dimana menunjukan bahwa kita semua punya hak yang sama walaupun tingka strata berbeda-beda. Tiga bahasan diatas merupakan yang lebih mudah untuk diingat dan dilakukan dan bisa kita lakukan sehari-harinya. Topik bahasan yang dibahas oleh mata kuliah character building semester ini akan lebih mengarah kepada etika dan berhubungan dengan lingkup kerja . Maka dari itu teori yang bisa direlasikan dengan tugas yang mengharuskan kami untuk berkunjung ke sekolah – sekolah negeri ialah yang diatas yang sudah dibahas singkat diatas. Walaupun mayoritas yang ada di sekolah negeri itu kurang mampu tapi sebetulnya mereka mempunyai hak yang sama contohnya mereka mempunyai hak untuk hidup, menempuh pendidikan , dan mendapat pekerjaan nantinya. Salah satu hal yang kami lakukan dalam kunjungan ke sekolah – sekolah negeri merupakan untuk validasi mengenai Kartu Jakarta Pintar dalam hal ini fungsi dari KJP yaitu dibagikan untuk pelajar kurang mampu supaya mereka tetpa bisa lanjut sekolah walaupun mereka terkendala biaya maka dari itu pemerintah membantu mereka untuk mendapatkan hak mereka yaitu bersekolah . Selain untuk biaya sekolahnya gratis , mereka juga dapat menggunakan kartu itu untuk membeli peralatan sekolah untuk menunjang pendidikan mereka dan mereka akui KJP sangatlah membantu mereka dan sangat bersyukur.

Proses Validasi

                Proses validasi KJP diawali dengan pembuatan surat permohonan KJP dari pihak orang tua ke pihak sekolah. Setelah itu, sekolah akan melakukan survey untuk melihat keadaan rumah dan kepemilikan aset dari murid yang mengajukan KJP. Pihak sekolah memberi tugas kepada guru untuk turun ke lapangan. Guru akan melihat dan mendata tingkat ekonomi dari murid tersebut dengan mengisi form yang sudah disediakan dari pemerintah. Setelah itu, guru akan memberikan hasil survey nya kepada bagian administrasi sekolah untuk selanjutnya diberikan kepada pihak pemerintah.

Hal Positif

                Dengan turunnya guru ke lapangan, hal ini menjadikan KJP lebih efektif dan efisien. Guru yang turun ke lapangan dapat menanyakan tetangga sekitar rumah murid dan mengetahui dengan baik apakah anak tersebut benar – benar tidak mampu atau sebenarnya mereka mampu namun ingin mendapat keuntungan dari sistem KJP ini. KJP juga semakin efisien karena walaupun murid tersebut menyembunyikan aset miliknya, dengan kesaksian dari para tetangga sekitarnya dapat memberikan hasil penilaian yang lebih objektif.

Hal yang Kurang Baik

                Namun, metode ini menjadikan guru memiliki tugas lebih diluar tugas pokoknya yaitu mengajar. Selain itu, tugas ini juga harus dilakukan oleh guru dengan sukarela (tidak ada bantuan dana untuk survey tersebut dari pemerintah). Menurut kami, walaupun guru seharusnya dengan senang hati membantu murid – muridnya, setidaknya pemerintah menyediakan dana untuk “uang lelah” bagi guru yang rela berkorban waktu dan tenaga untuk melakukan survey tersebut. Karena, untuk melakukan survey, guru harus menggunakan transportasi berupa motor ataupun angkutan umum untuk mencapai daerah yang harus di survey. Selain itu, guru juga memiliki tugas utama yaitu mengajar dan memeriksa tugas serta hasil ujian para murid. Kegiatan survey dapat mengganggu tugas utama guru tersebut, jadi sebaiknya ada reward yang diberikan kepada guru yang rela membantu sistem KJP.

Kesimpulan

Kartu Jakarta Pintaratau yang biasa disebut KJP ialah program pemerintah provinsi DKI Jakarta yang bertujuan untuk membantu siswa siswi yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan, mengingat wajib belajar ialah 12 tahun. Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan terhadap siswa siswi yang mendapat KJP serta dengan kepala sekolah SMPN 276 Jakarta Selatan, program KJP tersebut sangat membantu dan mendapatkan dukungan dari orang-orang tersebut terutama siswa siswi yang mendapat KJP.
Berdasarkan hasil wawancara kami terhadap 30 siswa siswi SMPN 276 Jakarta Selatan, kebanyakan dari mereka tidak memiliki aset seperti mobil, motor tidak lebih dari satu, bahkan uang jajan dibawah Rp10.000,- dan sebagian besar dari mereka tinggal mengontrak, tidak memiliki rumahsendiri. Sehingga dapat kami simpulkan, program KJP tersebut tepat sasaran.
Namun berdasarkan wawancara kami dengan kepala sekolah SMPN 216 Jakarta Selatan, terdapat kesulitan bagi pihak sekolah terutama untuk kepala sekolah serta guru-guru di sekolah tersebut. Awalnya dalam program KJP ini, untuk seleksi siswa siswi yang tidak mampu dilakukan oleh ketua RT/RW dengan memberikan surat keterangan tidak mampu kepada pihak terkait, dimana sistem tersebut akan lebih valid daripada sistem yang baru. Dalam sistem baru, yang menentukan kelayakan siswa siswi untuk mendapat KJP adalah walikelas dari siswa siswi tersebut, sehingga terdapat beban tersendiri untuk guru-guru tersebut. Salah satu kesulitan yang dialami guru-guru tersebut ialah tipisnya jarak antara orang menengah dan mampu, sehingga sulit untuk menentukan. Selain itu guru-guru tersebut tidak mendapatkan dana kompensasi dari pemerintah untuk melakukan survey tersebut.
Namun terlepas dari hal itu, siswa siswi maupun kepala sekolah serta guru-guru mendukung penuh program KJP tersebut,  karena diyakini sangat membantu untuk siswa siswi yang  tidak mampu dalam melanjutkan pendidikannya.  Dan mereka berharap untuk kedepannya  KJP  ini akan semakin berkembang dan memiliki sistem yang lebih baik,  bahkan mereka juga berharap KJP nantinya dapat diterapkan di kota-kota lain.



No comments:

Post a Comment